- Sebenarnya ide ini bermula dari seorang teman yang “menghakimi” bahwa aku tidak pernah benar – benar mencintai orang yang selama ini aku rasa aku cintai dengan tulus “Lancang!” betol, tapi aku yakin dia punya teori yang mendukung pendapatnya itu, meski terkadang aku tidak pernah bisa mengerti apalagi mengikuti cara berpikirnya, jadi aku beri dia kesempatan buat menjelaskan maksudnya. Menurut dia, aku gak pernah jatuh cinta pada siapapun, kecuali diri sendiri, ego dan attitudeku atas segala sesuatu yang yang aku sukai dan kemudian dikonsumsi menjadi obat penenang (rasa nyaman). Sadar atau tidak ( kebanyakan tidak ) kita sebenarnya hanya mementingkan diri sendiri. Manusia secara naluriah berusaha mencari kebahagiaan, rasa nyaman dan ketenangan, kebanyakan dari mereka mencarinya diluar diri mereka sendiri, misalnya harta benda, kekasih, dll (gue juga). Ada sebuah kejadian yang dia ambil sebagai contoh, suatu hari salah satu teman kami bertemu dengan mantan kekasihnya, si mantan ini berkali – kali memohon dengan seribu macam rayuan. “Aku cinta kamu, aku ga mau kehilangan kamu”, “Aku butuh kamu”, “Cuma sama kamu hari – hariku bahagia”. Sekarang coba kita analisa kata– kata diatas, semuanya menunjukkan kepentingan si mantan seorang. Hanya kepentingan si mantan. Please lord show her the right way. Ini bukan cinta, bukan teman kami yang dia cintai, tapi dirinya sendiri. Dia tidak mau kehilangan rasa nyamannya, obat penenangnya. Inikah yang namanya cinta? Sayang? BULLSHIT!!!What the fu*k!! Go to hell !! . Dia cuma sayang pada dirinya sendiri! Jadi selama ini dia anggap aku, memanipulasi kenyataan yang sering kali ga aku sadari, memanipulasi orang yang aku rasa aku cintai dengan tulus, hanya untuk kepentingan ego aku semata?? OMG!! Cinta adalah perasaan ingin disenangkan pasangan, Pasangan adalah milik pribadi yang harus menyenangkan, Pasangan yang tidak menyenangkan harus dimusuhi dan dicemburui, Itukah cinta atau kah ego yang terbungkus rapi.?!!? Egois adalah kalimat untuk orang lain, bukan untuk diri sendiri disaat orang lain memaksakan kehendaknya pada kita, karena kita terlalu indah untuk disalahkan, Orang lainlah yang harus selalu salah dan egois Tidak egoiskah itu…? Atau ego yang terbungkus kelemahan…? Kelemahan adalah pilihan untuk selalu kalah dan Ketika kalah kita akan membuat alasan, Alasan dibuat untuk menutupi kesalahan dan Ketika semua alasan tidak bisa diterima, Kesalahan akan kita buat indah dengan mengatakan : “manusiawi” Manusiawi-kah manusia…? Mengapa saling berbeda…? **Bingung**Namun jujur aku akui, ada ego yang membuatku tidak ingin kehilangan dia dan rasa nyaman yang dia berikan. Dalam hal ini sepertinya kita harus maklum,karena kita manusia sebagai makhluk sosial akan selalu berhubungan dengan orang lain, baik fisik, psikologis, ataupun emosi…