Olahan Nasgor Babat Pak Karmin

Semarang – Sukarmin (68) yang kerab disapa Pak Karmin yang berjualan nasgor babat gongso didaerah kawasan Mberok, Semarang. Kenikmatan nasgor babat gongso yang masih berjalan hingga saat ini, membuat Nasi Goreng Babat Pak Karmin banyak diminati para pengunjung dan menjadi salah satu makanan legendaris di Kota Lumpia ini.

 

Usaha pak Karmin dimulai saat ia berusia 22 tahun, Saat itu Karmin berjualan hanya demi memenuhi kebutuhan istri dan anaknya yang masih berusia 4 bulan. Pak Karmin berjualan dengan bermodal resep turun-temurun yang dapat dari eyangnya.

Ketika itu, Pak Karmin hanya berjualan dengan tenda sederhana di dekat Jembatan Mberok. Pelanggannya pun tak seberapa, dalam waktu 10 tahun Karmin mengaku dagangannya rata-rata hanya dibeli 3-4 orang per jam. Hasilnya hanya cukup untuk biaya sehari-hari tetapi Pak Karmin tak menyerah. Dia terus mengembangkan rasa dengan berbincang-bincang dengan pelanggannya. Kemudian Pak Karmin mulai terinovasi dengan babat gongso.

Demi menciptakan rasa yang lezat pada daging babat yang mengandung banyak lemak, Karmin mencucinya dengan air berkali-kali hingga bersih. Khusus untuk babat dengan daging yang halus direbus hingga kurang lebih tiga jam, sedangkan babat kasar direbus hingga delapan jam agar dagingnya terasa empuk. Untuk nasi goreng babat adonan jeroan itu dicampur dengan nasi dalam panci kecil. Sedangkan, babat gongso hanya ditumis dengan bumbu yang sedikit berair atau dikenal dengan nyemek. Tingkat kepedasan bisa direquest dan bakal diatur sesuai selera para pengunjung.

Masalah harga, Karmin mengaku tak mengambil banyak keuntungan. Sudah lima tahun terakhir harga babat gongso tak pernah mengalami kenaikan. Nasi babat gongso dihargai sekitar Rp25 ribu/porsi, nasi goreng babat Rp25 ribu dan nasi telurnya Rp10 ribu. Warung yang dibuka mulai pukul 08:00 hingga 22:00 WIB dapat menjual hingga sekitar 500 piring dalam perharinya. Warung makanan ini juga sudah membuka sebuah cabang yang berlokasi di Jalan MH Thamrin, Semarang.

Published